…ke depan diupayakan melayani wilayah lainnya di Kabupaten Banjar sehingga limbah B3 teratasi,
Martapura, (AntaranewsKalsel) – Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mengoperasikan mobil keliling yang mampu mengolah limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Kepala Disperkim Banjar Boyke W Triestyanto di Kota Martapura, Minggu mengatakan, satu mobil bantuan dari pusat tersebut melayani permukiman di wilayah Kota Martapura.
“Tahap awal, operasionalnya masih melayani wilayah Martapura, ke depan diupayakan melayani wilayah lainnya di Kabupaten Banjar sehingga limbah B3 teratasi,” ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah menyosialisasikan operasional mobil limbah B3 keliling di Kelurahan Jawa pada Sabtu (18/6) dengan tujuan masyarakat mengetahuinya.
Dijelaskan, keberadaan mobil limbah B3 keliling bisa dimanfaatkan masyarakat membuang limbah yang selama ini dikenal sampah biasa saja padahal sebenarnya berbahaya.
“Sampah seperti lampu, kaleng, baterai dan sejenisnya adalah jenis sampah yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan jika dibiarkan terlalu lama,” ujarnya.
Menurut dia, sampah yang setiap hari bersentuhan dengan masyarakat itu, harus dibuang secara hati-hati sehingga tidak menjadi racun dan membahayakan manusia.
“Membuangnya tidak bisa secara sembarangan, tetapi dikumpulkan lebih dulu dan dimasukkan dalam mobil limbah B3 keliling sehingga bisa diolah lebih lanjut,” ucapnya.
Dikatakan, pengolahan limbah B3 tersebut diubah menjadi biogas yang mampu menghasilkan energi listrik sehingga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik.
“Sasaran kami menjadikan program inovasi B9 yakni Bahan Berbahaya dan Beracun diolah orang yang Baiman, Bauntung dan Batuah menjadi Bersih, Barokah dan Berkelanjutan,” ujarnya.
Lurah Jawa Bambang Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya mendukung program B9 yang dicanangkan Dinas Perkim karena bisa mengolah limbah menjadi barang lebih bermanfaat.
“Kami sangat mendukung program B9 dan akan menyosialisasikan kepada masyarakat agar memilah sampah sebelum membuangnya,” kata lurah yang mantan wartawan itu.
Editor: Imam Hanafi