Nasib Sial Satwa Langka Tapir Dikira Babi

Seekor tapir menghebohkan warga sekampung di Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara. Sebab, satwa langka ini berkeliaran di tanah perkuburan dan sempat dikira babi oleh warga.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, tapir yang diketahui berjenis kelamin jantan dan diperkirakan berusia 4 tahun itu ditemukan warga di kawasan perkuburan China, Kampung Kristen, Kota Pinang, Labusel, Senin, 18 Desember 2018.

Saat itu, awalnya warga mengira satwa langka dilindungi tersebut adalah seekor babi. Kini binatang dengan warna kulit dominan hitam dan putih tersebut sudah dibawa ke Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) di Aek Godang, Hulu Sihapas, Padang Lawas.

Binatang herbivora itu dirawat intensif sebelum dilepasliarkan. Tapir dibawa ke BNWS untuk mendapat perawatan karena mendapat beberapa luka saat ditangkap warga.

Analis Data Kehumasan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Evansus R Manalu mengatakan, satwa langka yang ditangkap warga itu rencananya akan dilepasliarkan jika kondisi fisiknya sudah membaik.

“Lokasi pelepasliaran akan mempertimbangkan habitat satwa langka ini,” kata Evansus, Kamis (21/12/2017).

Pertimbangan dilakukan karena, menurut info yang diperoleh BBKSDA di lapangan, lokasi ditangkapnya tapir sangat jauh dari hutan. Kemungkinan hewan tersebut tersesat dari habitatnya, dan masuk ke permukiman warga setelah itu ditangkap.
Sebelum dibawa ke BNWS, tapir yang ditangkap warga itu lebih dulu dirawat di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Labusel dan sedang dirawat oleh dokter hewan Esti Wulandari.

“Kondisinya sehat, beratnya 300 kg, usianya diperkirakan 5 tahunan,” ucapnya.
Sebagai informasi, tapir merupakan satwa langka yang dilindungi. Di hutan Sumatera, habitatnya berada di wilayah hutan Bukit Barisan. Masuknya tapir ke permukiman warga diduga karena rusaknya kawasan hutan.

Satwa bernama Latin Tapirus indirus ini sempat menjadi bulan-bulanan anjing penjaga ladang. Satwa langka ini terluka di punggung, kaki, wajah, dan perut.

Dengan jerat penangkap hewan, warga pun berhasil menangkap tapir jenis pelana putih ini lalu diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah Enam Kota Pinang.

Satwa berkarakter penyendiri ini diperkirakan berusia 5 tahun dengan bobot sekitar 300 kilogram. Tim medis gabungan BKSDA dengan Dinas Peternakan dan Pertanian kini mengobati mamalia langka yang nyaris punah itu.

Artikel Asli>

%d blogger menyukai ini: